JOMBANG,centralberitanews.com-Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kembali dilanda banjir yang menggenangi ribuan hektare sawah. Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, yang menyebabkan luapan sungai dan genangan di area persawahan.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, total luas sawah yang terdampak mencapai 1.656,5 hektare. Kecamatan Kesamben menjadi wilayah yang paling parah, dengan 785 hektare sawah terendam akibat luapan dari Afvour Watudakon.
“Kondisi ini terjadi akibat luapan sungai yang menggenangi lahan pertanian,” ujar Kepala Dinas Pertanian Jombang, M. Rony, pada Minggu (2/3/2025).
Selain Kecamatan Kesamben, beberapa kecamatan lain juga terdampak banjir, seperti Kecamatan Peterongan, Sumobito, Ploso, Megaluh, dan Bandarkedungmulyo. Di Kecamatan Peterongan, sebanyak 265 hektare sawah terendam, di Sumobito 382 hektare, Ploso 33 hektare, dan Megaluh 36 hektare.
Di Kecamatan Bandarkedungmulyo, tercatat ada 133 hektare sawah yang turut terdampak. Beberapa wilayah lain juga mengalami banjir, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Di Kecamatan Tembelang, sebanyak delapan hektare sawah terendam, di Ngoro 2,5 hektare, dan di Perak 12 hektare.
Sementara itu, di Kecamatan Jombang sendiri, terdapat sekitar 20 hektare sawah yang terkena dampak. Dinas Pertanian saat ini masih mengidentifikasi luas tanaman yang mengalami puso akibat genangan air dalam beberapa hari terakhir.
“Sebagian besar tanaman padi sudah berusia lebih dari satu bulan, sehingga daya tahan tanaman masih cukup baik,” papar M. Rony.
Banjir ini tentu saja berdampak pada para petani dan masyarakat yang tinggal di sekitar area persawahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi dampak banjir dan memulihkan kondisi persawahan.
Pemerintah Kabupaten Jombang dan instansi terkait perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa para petani dan masyarakat dapat kembali beraktivitas normal.