SURABAYA,centralberitanews.com||Peristiwa bersejarah terkait Hotel Majapahit yaitu peristiwa penyobekan bendera yang terjadi pada tanggal 19 September 1945.
Pada hari itu terjadi insiden perobekan bendera warna biru pada bendera Kerajaan Belanda (Merah Putih Biru) di tiang bendera yang terdapat pada menara di sudut barat laut Hotel Majapahit yang dulu diberinama Hotel Yamato.
Kali ini, Minggu (17/9/2023), pukul 16.00 WIB, peristiwa itu kembali diperingati, dengan menampilkan drama kolosal, yang mana Wali Kota Eri Cahyadi berperan sebagai Soekarno.
Antusiasme masyarakat yang berbondong-bondong melihat teatrikal perobekan bendera hari ini menunjukkan bahwa jiwa perjuangan di Kota Surabaya ini semakin lama semakin tertanam di jiwa arek-arek Suroboyo, dalam jiwa masyarakat Surabaya.
Hal itu disampaikan oleh Walikota Eri Cahyadi sesaat setelah turut serta dalam teatrikal perobekan bendera di Hotel Majapahit diJalan Raya Tunjungan Surabaya.
“Sebenarnya kalau kita melihat bagaimana rakyat Surabaya waktu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan gagah beraninya merobek bendera warna birunya sehingga menjadi warna merah putih,” tutur Eri Cahyadi.
Dia menegaskan,oleh karenanya hari ini setelah kita merdeka maka kita harus berani menyobek yang namanya kebodohan berani menyobek warna kemiskinan berani menyobek warna stunting. Sehingga dibutuhkan semangat dari arek-arek Suroboyo dan seluruh warga Kota Surabaya untuk kemerdekaan Surabaya dari kemiskinan dari kebodohan, stunting dan lain-lain yang bersifat negatif.
“Alhamdulillah teatrikal hari ini berbeda. Setiap tahun akan selalu berbeda. Sehingga bisa menarik dan tadi Alhamdulillah yang menyaksikan bukan hanya dari masyarakat Kota Pahlawan ini, melainkan juga dari luar daerah dan luar pulau. Bahkan juga dari manca negara. Ini semakin menunjukkan bahwa terkait dengan perjuangan rakyat Surabaya ini semakin banyak dicintai banyak orang,” papar Eri Cahyadi.
Dirinya menjelaskan bahwa kehadiran para Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) ini adalah bukti bahwa kita tidak boleh melupakan sejarah. “Menghormati beliaunya ini adalah orang-orang yang ikut berjuang. Sehingga akhirnya mereka itu memberikan warna kepada kita bahwa bagaimana dulu ributnya, susahnya mereka merebut kemerdekaan,”
Walikota Surabaya ini menyarakan bahwa saat yang sudah merdeka jangan sampai gegeran, jangan merasa paling pintar, jangan merasa paling benar yang sukanya meremehkan orang dan suka memperolokkan sesama.
“Ini yang diajarkan oleh para legiun perang agar kita tetap bersatu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia,”
( DIVA )